34 Jenis Katak dan Kodok dari 34 Provinsi di Indonesia
Katak dan Kodok Asli Indonesia
Daftar Isi
Informasi Umum
Informasi Umum tentang Katak dan Kodok.Katak atau di sebut tama pemakan serangga yang hidup di air tawar atau di daratan, berkulit licin, berwarna hijau atau merah kecokelat-cokelatan, kaki belakang lebih panjang, pandai melompat dan berenang; sedangkan kodok, nama lain dari bangkong, bahasa Inggris: toad, memiliki kulit yang kasar dan berbintil-bintil atau berbingkul-bingkul, kerap kali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan bangsa kodok kurang pandai melompat jauh.
Dalam artikel ini akan disampaikan mengenai katak dan Kodok asli Indonesia dan sumber artikel adalah hasil kunjungan ke Taman Reptilia TMII.
Habitat Katak dan Kodok
Kodok dan katak hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya.
Hewan ini dapat ditemui mulai dari hutan rimba, padang pasir, tepi-tepi sungai dan rawa, perkebunan dan sawah, hingga ke lingkungan permukiman manusia. Bangkong kolong, misalnya, merupakan salah satu jenis katak yang kerap ditemui di pojok-pojok rumah atau di balik pot di halaman. Katak pohon menghuni pohon-pohon rendah dan semak belukar, terutama di sekitar saluran air atau kolam.
Apa sih bedanya Katak dan Kodok
Perbedaan katak dan kodok Baik katak dan kodok adalah sama-sama hewan amfibi. Namun, keduanya berasal dari famili yang berbeda. Katak berasal dari famili Ranidae dan memiliki lebih 400 spesies. Sedangkan kodok berasal dari famili Bufonidae yang memiliki lebih dari 300 spesies. Kodok di Indonesia sering dikenal juga dengan nama bangkong. Walaupun bentuknya serupa, ternyata katak dan kodok sangat berbeda. Ini perbedaan katak dan kodok.
- Kulit, Kulit katak memiliki permukaan yang licin dan mengkilap. Kulit katak selalu terlihat basah. Katak tidak bisa hidup jauh dari sumber air. Sedangkan kodok, lebih banyak ditemukan di iklim yang lebih kering. Kulitnya juga lebih kasar dan bertekstur.
- Kaki, Katak memiliki kaki yang panjang, bahkan lebih panjang dari kepala dan badan mereka. Kaki katak diciptakan untuk melompat. Berbeda dengan katak, kaki kodok jauh lebih pendek dan tidak digunakan untuk melompat. Kaki kodok digunakan untuk berjalan.
- Bentuk tubuh, Tubuh katak lebih kurus dan atletis. Tubuh ini membuat katak lebih mudah melompat dan bergerak. Selain itu, katak memiliki wajah dengan hidung yang lebih menonjol. Tubuh kodok lebih besar, pendek, dan lebar. Kodok memiliki wajah yang datar.
- Kecebong, Mirip dengan dewasanya, kecebong katak lebih ramping. Sedangkan kodok lebih lebar. Selain itu terdapat perbedaan warna keduanya. Kecebong katak memiliki titik-titik keemasan, sedangkan kecebong kodok berwarna hitam polos.
- Lidah, Katak memiliki lidah yang lengket untuk meraih makanannya. Sedangkan kodok tidak memiliki lidah yang lengket. Oleh karena itu, kodok harus mendekati makanannya dengan berjalan.
Perkembangbiakan Katak dan Kodok
Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis.
Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembap atau berair.
Tentang Kehidupan Katak dan Kodok
Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembap, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Perilaku Makan Katak dan Kodok
Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut.
Sebaliknya, kodok juga dimangsa oleh berbagai jenis makhluk yang lain: ular, kadal, burung-burung, seperti bangau,elang, garangan, linsang, dan juga dikonsumsi manusia.
Kodok membela diri dengan melompat jauh, mengeluarkan lendir dan racun dari kelenjar di kulitnya; dan bahkan ada yang menghasilkan semacam lendir pekat yang lengket, sehingga mulut pemangsanya akan melekat erat dan susah dibuka.
Perilaku Perkembangbiakan Katak dan Kodok
Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong (b. Inggris: tadpole), yang bertubuh mirip ikan gendut, bernapas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil.
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Jenis Jenis Kodok Indonesia
1. Spesies Limnonectes kadarsaniKodok ini penghuni anak sungai berarus deras yangterdapat du dalam hutan primer dan hutan sekunder di area dengan kanopi pohon yang masih bagus
2. Spesies Metaphrynelia sundana
3. Spesies Nyctimystes rueppelli
7. Spesies Ingerophrynus celebensis
8. Spesies Rhacophorus poecilonotus
9. Spesies Pseudobufo subasper
16. Spesies Rhacophorus catanitus
17. Spesies Fejervarya cancrivora, Katak Sawah, Katak Pemangsa Kepiting
20. Spesies Megophrys montana, Horned Frog, Bangkong Bertanduk
21. Spesies Leptophryne cruentala
26. Spesies Leptobrachium hasseltii, Hasselt's Litter Frog, Bangkong Serasah
Spesies Katak Untuk Peliharaan
Manfaat
Katak Jenis Baru, Katak Mini Sebesar Ujung Jari
Informasi spesies katak yang baru ditemukanKatak untuk Fotografi
Beberapa katak juga dapat dijadikan model fotografiJenis-jenis kodok dan katak
Beberapa jenis kodok yang umum didapatkan di Indonesia, di antaranya adalah
- bangkong bertanduk (Megophrys montana), di gunung-gunung
- bangkong serasah (Leptobrachium hasseltii), di hutan
- bangkong sungai (Bufo asper), di sekitar sungai
- bangkong kolong (B. melanostictus), di lingkungan rumah
- belentung (Kaloula baleata)
- kongkang kolam (Rana chalconota), di sekitar kolam, saluran air dan sungai
- kongkang gading (Rana erythraea), di kolam dan telaga
- bancet hijau (Occidozyga lima), di sawah-sawah
- kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), di sawah dan tegalan
- kodok sawah (Fejervarya cancrivora), di sawah dan pematang
- kodok batu (Limnonectes macrodon), di sekitar sungai dan saluran air di kebun
- katak-pohon bergaris (Polypedates leucomystax), di dekat kolam dan genangan di kebun
- precil jawa (Microhyla achatina)
Kodok hutan:
- kongkang racun (Rana hosii), di hutan pedalaman
- kodok-puru hutan (Ingerophrynus biporcatus)
- katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis), berstatus terancam kepunahan, satu-satunya kodok yang tidak berparu-paru
- bangkong tuli (Limnonectes kuhlii), di tepi sungai atau aliran air
Berikut adalah beberapa jenis kodok yang berstatus kritis dan terancam di Indonesia.
- kodok merah, Leptophryne cruentata, berstatus kritis, endemik Jawa Barat
- kodok pohon ungaran, Philautus jacobsoni, kritis, endemik hutan Jawa Tengah
- kongkang jeram, Hula masonii, berstatus rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun
- kodok pohon mutiara, Nytixalus margaritifer, rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun
- kodok pohon kaki putih, Philautus pallidipes, rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun
- kodok pohon jawa, Rhacophorus javanus, rentan, endemik Taman Nasional Gunung Halimun
- Bufo valhallae, endemik di Pulau Weh.
The best patio umbrella stands are sturdy, as they need to withstand extreme weather conditions. They should also be easy to put together, as well as easy to clean and maintain.
ReplyDeletePatio umbrellas are necessary to keep you cool and dry during the summer. However, not all of them are created equal. You need to consider the following factors when purchasing an umbrella:
So, you're considering purchasing a patio umbrella to ensure you stay cool and dry during the summer. However, there are many factors to consider before making your purchase. Our handy guide goes over the different types of patio umbrellas on the market, as well as their pros and cons.