Seri 3 : Tanaman di Sekeliling Kita
Seri tanaman
Seri 3 : TAnaman di Sekeliling Kita
Tanaman tanaman yang ada di sekeliling kita.
- Rumput Israel - Asystasia gangetica
- Kepayang, Keluak - Pangium edule
- Bindang - Borrasodendron borneense
- Kecapi, Sentul atau Ketuat - Sandoricum koetjape
- Laja gowah - Alpinia malaccensis
- Wresah, Hanggasa - Amomum dealbatum
- Senggugu - Clerodendron serratum
- Kemang - Mangifera caesia
- Cabai jawa - Piper retrofractum
Baca juga ;
Nama Populer - Pop name : Rumput Israel
Nama Latin - Latin Name : Asystasia gangetica
Family : Achantaceae
Origin - Daerah Asal : Amerika
Tipe Tanaman : Semak, Gulma
Propagasi perbanyakan : Biji
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : -
Rumput Israel (Asystasia gangetica), utamanya varietas yang tumbuh liar, dianggap sebagai gulma utama di ladang karet dan kebun kelapa sawit di Nusantara. Walaupun namanya rumput Israel, sesungguhnya bukan rumput dan tidak berasal dari Israel.
Asystasia gangetica adalah spesies tumbuhan dalam keluarga Acanthaceae. Ini umumnya dikenal sebagai violet Cina, koromandel atau foxglove merayap -Chinese violet, coromandel atau Creeping foxglove . Di Afrika Selatan tanaman ini bisa disebut asystasia.
Rumput Israel, Asystasia gangetica |
Di bidang peternakan ia dapat dijadikan makanan binatang ternak terutamanya lembu, kambing dan biri-biri. Selain itu juga dapat dijadikan obat-obatan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati asma, rematik, batuk kering, dan gangguan pencernaan. Aktivitas farmakologis Rumput Israel antara lain efek bronkopasmolitik, anti inflamasi, anti hipertensi, anti artritis, dan antiviral dengue
Daunnya nipis seperti kangkung, dengan urat daunnya yang berselang seli tetapi ada yang bertemu urat. Batangnya lembut berwarna hitam dan berair. Habitatnya menjalar dan menguasai tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitarnya.
Asystasia gangetica |
Kepayang, Keluak - Pangium edule
Nama Populer - Pop name : Keluwak, Keluak, kepahiang, Kepayang, Pucung
Nama Latin - Latin Name : Pangium edule
Family : Achariaceae
Origin - Daerah Asal : Indonesia, Asia tenggara
Tipe Tanaman : Pohon
Propagasi perbanyakan : Biji, Cangkok
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemangkasan dan Pemupukan
Keluwak, Kluwak, Pangium edule |
Kepayang, Kepahiang atau keluak (Pangium edule), suku Achariaceae (dulu Flacourtiaceae) adalah pohon penghasil bumbu masak sejumlah masakan Nusantara. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung, orang Jawa menyebutnya pucung, kluwak, atau kluwek, dan di Toraja disebut pamarrasan.
Rawon dengan Kluwak, Pangium edule |
Biji keluak dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu keluak, brongkos, serta sup konro. Bagian yang dimanfaatkan adalah salut biji (bagian dalam biji).
Bahan atau bumbu utama Rawon, masakan jawa dan gabus pucung, masakan betawi.
Gabus Pucung dengan Buah Pucung, Pangium edule |
Bila mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan mabuk. Ungkapan "mabuk kepayang" dalam bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang jatuh cinta sehingga tidak mampu berpikir logis, bagai habis makan kepayang.
Pohon Kluwak, Pangium edule |
Racun biji kepayang dapat digunakan sebagai racun untuk mata panah. Bijinya aman diolah setelah direbus dan direndam terlebih dahulu. Untuk memunculkan warna hitam, , biji dipendam dalam tanah.
Pangium, mengandung satu-satunya spesies Pangium edule adalah pohon tinggi asli rawa bakau Asia Tenggara (Indonesia dan Papua Nugini. Menghasilkan buah beracun besar yang dapat dimakan dengan fermentasi. Berwarna dioecious, dengan bunga jantan dan betina. diproduksi pada individu yang terpisah.
Buah dan bijinya yang segar mengandung hidrogen sianida dan sangat beracun jika dikonsumsi tanpa persiapan terlebih dahulu, direbus terlebih dahulu kemudian dikubur dalam abu, daun pisang dan tanah selama empat puluh hari, selama itu berubah dari warna putih krem menjadi gelap. coklat atau hitam.
Metode ini mengandalkan fakta bahwa hidrogen sianida yang dilepaskan melalui perebusan dan fermentasi larut dalam air dan mudah dicuci.
Buah kepahiang, Kluwak, Pangium edule |
Kernel dapat digiling untuk membentuk kuah hitam kental yang disebut rawon, hidangan populer termasuk nasi rawon, semur daging sapi dengan pasta keluwek, populer di Jawa Timur dan Tengah, dan sambal rawon, semur rawon yang dibuat dengan daging sapi atau ayam juga ada di Jawa Timur.
Di Jawa Barat dan Jakarta, gabus pucung atau ikan gabus dalam sop terasi merupakan hidangan tradisional yang populer dalam masakan Betawi.
Hidangan Toraja pammarrasan (bumbu hitam dengan ikan atau daging, kadang juga dengan sayuran) menggunakan bubuk keluak hitam. Di Singapura dan Malaysia, bijinya paling dikenal sebagai bahan penting dalam buah keluak ayam (ayam) atau babi (babi), andalan masakan Peranakan. Suku Dusun dari Kalimantan menggunakan kernel yang ditumbuk ini sebagai bahan utama untuk membuat hidangan khas lokal yang disebut bosou, ikan fermentasi rasa asam.
Masyarakat Suku Minahasa di Sulawesi Utara memanfaatkan daun muda sebagai sayuran. Daunnya diiris kecil-kecil kemudian dimasak dengan cara dicampur bumbu dan lemak babi atau daging di dalam bambu. Banyak penjual di pasar tradisional Tomohon yang menjual daunnya baik diiris maupun tidak.
Bindang - Borrasodendron borneense
Nama Populer - Pop name : Bindang
Nama Latin - Latin Name : Borrasodendron borneense
Family : Arecaceae
Origin - Daerah Asal : Indonesia, Borneo
Tipe Tanaman : Palm
Propagasi perbanyakan : Biji
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus :
Bindang (Borrasodendron borneense) adalah spesies asli Borneo. Di Tahura Bukit Soeharto banyak ditemukan tumbuhan ini, palem yg bisa tumbuh tinggi dan berbuah cukup besar (diameter buah mencapai 10 cm). Umbutnya bisa di sayur dan bijinya yang masih muda dapat dimakan, manis dan "kenyil-kenyil", enak rasanya.
Buah Kecapi, Sandoricum koetjape |
Kecapi, Sentul atau Ketuat - Sandoricum koetjape
Nama Populer - Pop name : Kecapi, Sentul
Nama Latin - Latin Name : Sandoricum koetjape
Family : Meliaceae
Origin - Daerah Asal : IndoMalaya
Tipe Tanaman : Pohon
Propagasi perbanyakan : Biji, Cangkok
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemangkasan dan Pemupukan
Kecapi, sentul atau ketuat (Sandoricum koetjape) dulu banyak ditanam masyarakat untuk dimanfaatkan buahnya, namun sekarang sudah jarang dilihat di halaman rumah sekitar kita. Nama-nama lainnya adalah kechapi (Malaysia), sentol, santol atau wild mangosteen (Inggris), santor (Filipina) dan dalam
bahasa Batak disebut sotul.
Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles. Selain itu, Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare; serta untuk penguat tubuh wanita setelah melahirkan
Sandoricum koetjape, yaitu santol, sentul atau buah kapuk - the santol, sentul atau cotton fruit , merupakan buah tropis asli laut Asia Tenggara (Malesia).
Buah yang matang dipanen dengan memanjat pohon dan memetik dengan tangan, sebagai alternatif, tongkat panjang dengan ujung bercabang dapat digunakan untuk memelintir buah. Daging buahnya dimakan mentah dan polos atau dengan tambahan rempah-rempah. Ini juga dimasak dan dimaniskan atau dibuat menjadi selai.
Dalam masakan Filipina, kulit parut dimasak dalam santan (dengan potongan daging babi dan cabai) dan disajikan sebagai sinantolan di Luzon Selatan. Buah asam yang sebagian matang juga digunakan sebagai bahan pembuat asam dalam masakan kaldu asam seperti sinigang.
Dalam masakan Thailand buah ini digunakan untuk membuat som tam saat masih belum matang sepenuhnya. Ini juga merupakan salah satu bahan utama dalam santol dan kari babi dan santol dan udang Thailand.
Pohon Kecapi, Sandoricum koetjape |
Kayu pohon berguna untuk konstruksi, karena berlimpah dan biasanya mudah dikerjakan dan dipoles. Itu membuat pohon rindang yang bagus. Daun dan kulit kayunya telah digunakan secara medis sebagai tapal. Beberapa bagian tanaman mungkin memiliki efek antiinflamasi, dan beberapa ekstrak kimiawi dari batang santol telah menunjukkan sifat anti kanker secara in vitro. Ekstrak dari biji santol memiliki sifat insektisida
Nama Populer - Pop name : Laja Gowah, Lengkuas Melaka
Nama Latin - Latin Name : Alpinia malaccensis
Family : Zingiberaceae
Origin - Daerah Asal : Indochina, Indonesia
Tipe Tanaman : Semak, Berdaun lebar
Propagasi perbanyakan : Rimpang
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemupukan
Laja gowah (Alpinia malaccensis) atau lengkuas melaka atau bangle melaka adalah anggota suku Zingiberaceae. Terna berkhasiat obat ini menyebar luas mulai dari India timur laut, ke timur hingga Indocina, Indonesia dan Filipina.
Lengkuas Malaka, Alpinia malaccensis |
Rimpangnya digunakan sebagai obat bisul dan luka. Di Ambon, rimpang digunakan untuk memelihara tenggorokan, agar suara tetap bagus. Selain itu rimpang juga sering digunakan untuk mengobati sakit perut dan untuk obat kuat.
Buahnya dapat dimakan dan digunakan sebagai bumbu masak atau dikeringkan untuk digunakan sebagai teh. Juga sering dimanfaatkan sebagai sabun dan anti emetikum (mencegah muntah). Kulit buahnya dapat digunakan untuk mewangikan rambut dan cucian.
Daun dan rimpangnya mengandung minyak atsiri yang harum baunya. Minyak atsiri di daun berbeda dengan minyak atsiri yang terdapat dalam rimpang
Nama-nama lokalnya, di antaranya, saya (Aceh); seruleu (Gayo); tugala (Nias); bunglai laki-laki, bolang, kĕpolang, langkuas malaka, makui malaka (Mly.); siga (Plg.); sĕsuk, susuk (Lampu.); laja gowah, raja gowah (Sd.); kamijara (Jw.); lawasa malaka (Ambon); laäwasé wakan (Seram); madamongè (Halm., Ternate))
Wresah, hanggasa, Amomum dealbatum |
Wresah, Hanggasa - Amomum dealbatum
Nama Populer - Pop name : Wresah, hanggasa
Nama Latin - Latin Name : Amomum dealbata
Family : Zingiberaceae
Origin - Daerah Asal : Indonesia
Tipe Tanaman : jahe jahean
Propagasi perbanyakan : Rimpang dan Biji
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemupukan
Wresah atau hanggasa (Amomum dealbatum) adalah tumbuhan aromatis anggota suku jahe-jahean
(Zingiberaceae). Buahnya yang manis agak masam dan berbau harum khas biasa dimakan dalam
keadaan segar. Umbut dan pucuk yang muda, bunga muda, serta buah muda sering direbus, sebagai
sayuran atau dimakan dengan sambal.
Merupakan terna tahunan yang subur, bisa tumbuh hingga 3 m. Daun bentuk jorong atau jorong lonjong, 30–90 × 10–20 cm, sisi atasnya gundul, sisi bawahnya berbulu halus putih seperti beledu.
Buah Amomum dealbatum |
Bunga majemuk tersusun dalam tandan hampir bulat, diameter lk. 5 cm, muncul dari rimpang dekat pangkal batang semu. Tabung mahkota sedikit lebih panjang dari kelopak, putih bentuk jorong. Labellum[4] putih, dengan warna kuning di tengahnya dan coret kemerahan di pangkalnya, bentuk bundar telur, sekitar 3,5 cm panjangnya. Buah kotak berwarna hijau sampai keunguan, bulat telur, 2,5–3 × 1,8–2,4, bersudut 9, berbulu halus.
Buah Amomum dealbatum |
Biji kecil-kecil, coklat kehitaman, hampir seluruhnya terbungkus dalam salut biji berdaging putih kelabu, banyak mengandung sari buah.
Buah Amomum dealbatum |
Produk dari India diperdagangkan sebagai kapulaga pengganti, setidaknya pada masa lalu. Di Cina digunakan sebagai ramuan obat tradisional
Hidup liar dan terpencar-pencar di hutan atau kebun talun, terutama pada tanah lembap yang kaya akan humus. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan ujung rimpang yang berakar, meski jarang orang yang sengaja menanamnya.
Buah Amomum dealbatum |
Menyebar mulai dari India di sebelah barat, Nepal, Bangladesh, Yunnan, Thailand dan Indonesia (Jawa).
Senggugu - Clerodendron serratum
Nama Populer - Pop name : Senggugu
Nama Latin - Latin Name : Clerodendron serratum
Family : Lamiaceae
Origin - Daerah Asal : Indonesia
Tipe Tanaman : Semak, semusim
Propagasi perbanyakan : Biji
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemangkasan dan Pemupukan
Senggugu (Clerodendron serratum) atau sinonimnya Rotheca serrata, Family Lamiaceae (dulu Verbenaceae) adalah salah satu tanaman obat yg memiliki banyak kegunaan, antara lain yang masyhur adalah sebagai obat gurah. Gurah adalah metode pengobatan tradisional ramuan, dahulu dilakukan oleh para penyanyi agar suara jadi merdu dan tidak serak. Gurah juga dipercaya bisa membantu mengobati berbagai penyakit yang terkait dengan saluran napas, seperti batuk, bronkhitis, sinusitis, asma. Nama lain antara lain: singgugu (Sunda), srigunggu, sagunggu (Jawa), kertase, pinggir tosek (Madura), sinar baungkudu (Batak Toba), dan tinjau handak (Lampung).
Senggugu, Clerodendron serratum |
Daun Senggugu memiliki kandungan kimia, antara lain kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Daun senggugu memiliki rasa pahit, pedas, dan sejuk. Kulit batang Senggugu mengandung senyawa triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar
mengandung glikosida fenol, manitol, dan sitosterol.
Clerodendron serratum |
Daun C.serratum memiliki khasiat sebagai obat batuk dan obat reumatik, akarnya untuk peluruh air seni. Untuk meringankan batuk, dua buah daun C.serratum yang sudah masak dicuci, dikunyah lalu ditelah perlahan-lahan.
Daun dan akar C. serratum mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daunnya mengandung alkaloida dan tanin, sedangkan akarnya mengandung polifenol.
Kemang - Mangifera caesia, Mangifera kemanga
Nama Populer - Pop name : Kemang, Binjai
Nama Latin - Latin Name : Mangifera caesia
Family : Anacardiaceae
Origin - Daerah Asal : Asia, Indonesia
Tipe Tanaman : Pohon
Propagasi perbanyakan : Biji, Cangkok
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemangkasan dan Pemupukan
Kemang adalah pohon sejenis mangga dengan buah berbau harum menusuk dan rasa masam manis.
Pohon ini berkerabat dekat dan seringkali dianggap sama dengan binjai (Mangifera caesia), namun beberapa pakar menyarankan untuk memisahkannya dalam jenis tersendiri, Mangifera kemanga.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk klarifikasi.
Pohon Mangifera kemanga |
Kemang ditanam untuk buahnya, dimakan segar setelah buah masak, dijadikan campuran es atau dijadikan sari buah. Buah kemang muda disukai untuk bahan rujak. Demikian pula bijinya, yang dalam keadaan segar diiris-iris dan dimakan setelah dibumbui serta ditambah kecap.
Buah kemang, Mangifera kemang, Mangifera caesia |
Daun kemang yang masih muda (kuncup) digunakan untuk lalap dan kerap dihidangkan di rumah-makan Sunda.
Buah Kemang yang diperdagangkan |
Sebagaimana buah pada umumnya, kemang memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan.
Cabai jawa - Piper retrofractum
Nama Populer - Pop name : Cabe Jowo, Cabe Jawa
Nama Latin - Latin Name : Piper retrofractum
Family : Piperaceae
Origin - Daerah Asal : Indonesia, Asia
Tipe Tanaman : Merambat
Propagasi perbanyakan : Stek
Media Tanam : Tanah Kebun
Perlakuan khusus : Pemangkasan dan Pemupukan
Cabai jawa (Piper retrofractum) adalah jenis rempah yang masih berkerabat dengan lada dan kemukus, termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak dan unsur jamu. Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di
hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600 meter dpl).
Cabe Jawa, Piper refrofractum |
Buah cabai jawa berkhasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabai
jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman.
Rasa pedasnya berasal dari senyawa piperin. Salah satu jamu populer yang mengandung cabai jawa adalah Jamu Cabe Puyang, yang dibuat dengan bahan utama cabai jamu dan
lempuyang.
Produk perdagangan cabai jawa adalah untai yang dikeringkan, berguna sebagai bumbu masak dan berkhasiat pengobatan. Dalam perdagangan, sering kali untai kering ini dianggap sama dengan untai kering dari lada panjang (Piper longum), sehingga lada panjang pun juga sering disematkan pada cabai jawa.
Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut).
Produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabai". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan lombok.
Cabai Jamu, Piper refrofractum |
Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter dari permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm per tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabai jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabai jamu secara alami.
0 Response to "Seri 3 : Tanaman di Sekeliling Kita"
Post a Comment