Ciri ciri dan Identifikasi Satwa
Racun Cobra Putih,
Seperti kebanyakan kobra meludah lainnya, racunnya terutama merupakan neurotoksin dan sitotoksin postsynaptic (nekrosis atau kematian jaringan).
LD50 racunnya adalah 1,07-1,42 mg / gram berat badan tikus. Gejala gigitan meliputi nyeri, bengkak, dan nekrosis di sekitar luka. Gigitan ular ini berpotensi mematikan bagi manusia dewasa. Kematian, yang umumnya terjadi karena kelumpuhan dan akibat sesak napas, terutama terjadi di daerah pedesaan di mana pengadaan antivenin sulit dilakukan.
Jika ular meludahkan racun ke mata seseorang, individu tersebut akan mengalami rasa sakit langsung dan parah serta kebutaan sementara dan terkadang bahkan permanen.
Habitat Satwa
Habitat ulat Cobra Putih menempati berbagai habitat termasuk dataran rendah, perbukitan, dataran, dan hutan.
Habitat di Padang terbuka atau daerah rerumputan.
Cobra Putih juga dapat ditemukan di habitat hutan dan kadang-kadang tertarik ke pemukiman manusia karena populasi hewan pengerat yang melimpah di dalam dan sekitar area ini.
Penyebaran Satwa
Penyebaran ular cobra putih ini ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar dan Indonesia.
Morfologi Satwa
Morfologi ular CObra putih, berukuran sedang dengan tubuh yang agak kurus dibandingkan dengan ular kobra lainnya. Warna tubuh spesies ini bervariasi dari abu-abu hingga coklat hingga hitam, dengan bintik-bintik putih atau garis-garis. Pola putih bisa sangat subur sehingga menutupi sebagian besar ular.
Fase warna hitam dan putih yang sangat khas adalah umum di Thailand tengah, spesimen dari Thailand barat sebagian besar berwarna hitam, sedangkan individu dari tempat lain biasanya berwarna coklat.
Tanda tudung bisa berbentuk kacamata, tidak beraturan atau hilang sama sekali, terutama pada ular cobra putih dewasa.
Ular dewasa rata-rata memiliki panjang 0,9 hingga 1,2 meter dan dapat mencapai maksimum 1,6 meter meskipun ini sangat jarang.
Spesies ini tidak sama dengan kobra bermata satu (Naja kaouthia), yang memiliki habitat, ukuran dan penampilan yang serupa.
Ada baris skala 25-31 di sekitar kepala, 19-21 tepat di depan bodi tengah; 153-174 sisik ventral, 45-54 sisik subcaudal, dan pasangan basal terkadang tidak terbagi
|
Naja siamensis atau The Spitting cobra |
Perilaku Makan Satwa
Biasanya memakan hewan pengerat, kodok, dan ular lainnya.
Makanan Ular Cobra Putih adalah mamalia kecil, burung, reptil termasuk ular. Jadi Kobra Putih seriing makan ular. Dikenal dengan Ular makan Ular.
Perilaku Reproduksi Satwa
Perilaku Reproduksi SAng Kobra Putih, Ular Spitting Cobra berkembang biak dengan bertelur. Betina akan bertelur 13-19 telur 100 hari setelah oviposisi. Telur akan menetas setelah 48 sampai 70 hari tergantung suhu inkubasinya. Keturunannya mandiri segera setelah mereka menetas.
Hatchlings atau anak ular memiliki panjang 12-20 cm dan, karena mereka memiliki sistem penghantaran racun yang berkembang sempurna, sehingga harus hati hati dan harus diperlakukan sama seperti menghadapi ular dewasa.
Klasifikasi Satwa
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Order : Squamata
Suborder ; Serpentes
Family : Elapidae
Subfamily :
Genus : Naja
Species : Naja siamensis
Binomial name
Naja siamensis Laurenti, 1768
Spesies ini telah lama dibingungkan dengan kobra bermata satu (Naja kaouthia) dan kobra Cina (Naja atra), dan variasi yang luas dalam pola dan skalasi berkontribusi pada kerancuan dan kebingungan ini.
Analisis morfologi dan molekuler mendetail mengungkapkannya sebagai spesies yang berbeda selama tahun 1990
Status Konservasi
Status konservasi adalah Vulnerable - VU alias tidak terancam tetapi mulai jarang ditemui di alam.
Lokasi Pemotretan Satwa
Lokasi pemotretan di Taman Safari Bogor, Bogor, Jawa Barat
Detail :
Camera maker : Nikon Corporation
Camera model : Nikon D5200
F Stop : f/5.6
Exposure time : 1/80 sec.
ISO Speed : ISO 6400
Focal lengh : 270 mm
Lens : Sigma 70-300mm f/4-5.6 DG Macro
Kamus Identifikasi Flora dan Fauna serta Sumber Informasi untuk Pengenalan Flora dan Fauna
Planter and Forester
Dilarang meng copy dokumentasi foto tanpa ijin
0 Response to "The Indochinese spitting cobra, Naja siamensis, Kobra Meludah "
Post a Comment