Strategi berperang melawan Ganoderma pada perkebunan kelapa sawit
Strategi berperang melawan Ganoderma pada perkebunan kelapa sawit
Serangan Ganoderma pada tanaman kelapa Sawit |
Tingkat serangan Ganoderma dapat mencapai 60%. Pada tingkat serangan rata-rata 1% saja secara nasional kerugian Negara mencapai US$ 256 juta per tahun. Penanggulangan Ganoderma sampai dengan saat ini belum berdampak besar terhadap penurunan ancaman serangan Ganoderma sehingga menimbulkan kepanikan di kalangan pengusaha perkebunan. Tulisan ini merupakan hasil perumusan konsep penanggulangan Ganoderma secara total bertumpu kepada pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan Ganoderma.
Untuk bisa memenangkan perlawanan terhadap Ganoderma strategi perang harus dirumuskan terlebih dahulu. Pada dasarnya kita harus tahu persis identitas dan perilaku musuh kita, termasuk seberapa besar ukurannya di mana keberadaannya, apa kekuatan dan apa kelemahannya. Setelah strategi disusun kemudian harus diikuti dengan tindakan nyata dengan penuh komitmen. Komimen yang sangat penting diberikan adalah komitmen pembiayaan. Jika komitmen pembiayaannya kecil, hasilnya juga akan kecil. Padahal permasalahan Ganoderma di kebunnya sudah sangat besar, dan pembunuhan masal oleh Ganoderma terhadap pohon sawit sudah terjadi di mana-mana. Perubahan secara radikal perlu dilakukan dalam menyikapi dan memandang bahaya laten Ganoderma.
Selama ini masih banyak yang memandang bahwa ukuran Ganoderma hanya sekitar tubuh buah dengan diameter paling lebar 20 cm. Padahal ukuran Ganoderma di dalam tanah bisa sebesar 2 x luas lapangan sepak bola. Perbedaan cara pandang terhadap ukuran Ganoderma akan menimbulkan perbedaan cara menyikapi terhadap pathogen, termasuk dalam pengambilan langkah-langkah pengendalian. Pengetahuan yang mendalam tentang bagaimana Ganoderma bertahan hidup, menular dari satu tanaman ke tanaman yang lain keragaman genetik Ganoderma di lapang, keberadaan tanaman inang alternatif, ketersediaan bahan ketahanan terhadap infeksi Ganoderma, akan dapat memberikan petunjuk yang tepat bagi kita untuk menetapkan kekuatan dan kelemahan Ganoderma.
Berperang melawan Ganoderma harus dimulai sedini mungkin paling lambat satu tahun sebelum tanam dengan melakukan survey danpemetaan sumber inokulum dan jika ditemukan diikuti dengan penghancuran stmber inokulum. Gunakan bahan tanaman berproduksi tinggi dan tahan Ganoderma. Siapkan bibit dengan media tanah bebas bibit penyakit dan terlindungi dari infestasi Ganoderma menggunakan antagonis terseleksi. Sebelum dilakukan peruuraman, pada lubang tanam isi kompos TKKS yang diperkaya dengan konsorsium mikroba anti Ganoderma. Jika setetah tanam ditemukan serangan, hancurkan segera tanaman yang terserang dan sumber inokulum yang berada di Tetapkan dua lapis tanaman sehat di sekitarnya apakah sudah terinfeksi oleh Ganoderma atau belum dengan alat deteksi dini. Jika terdeteksi terinfeksi, gali tanah di sekitar pohon sehat ke arah kemungkinan datangnya infeksi. Kikis habis akar-akar dan bagian pangkal batang yang sudah mulai terinfeksi, biarkan terbuka selama satu bulan, amati seminggu sekali apakah terjadi perkembangan infeksi ke arah bagian jaringan sehat dan kikis lagi jika masih berkembang. Pada akhrir bulan pembukaan isi lubang tanah hasil galian dengan kompos TKKS yang diperkaya dengan konsorsium mikroba anti Ganoderma. Timbunkan sampai menutupi bagian yang dikikis. Keberadaan agen penularan penyakit, termasuk serangga yang sering ditemukan merayap di permukaan tubuh buah dan sapi atau ternak lainnya yang digembalakan secara liar di perkebunan kelapa sawit harus dicegah.
Pada kondisi di mana persentase tanaman terserang Ganoderma sudah mencapai 2 digit, tindakan tersebut menjadi sangat mahal dan pekebun biasanya merasa berat untuk membiayai kemudian bersikap acuh tak acuh. Pada saat kita membina serangan Ganoderma berkembang, pada saat itu pula kita mengibarkan bendera katah perang dengan Ganoderma Sampai saat ini belum ada penelitian ekonomi yang menghasilkan rumus sebagai alat bantu penentu kebijakan untuk menetapkan:
a). Tanaman rnenghasilkan umur tertentu dengan tingkat keparahan sakit tertentu yarg berpotensi sebagai sumber penularan penyakit, apakah lebih baik dibongkar atau dibiarkan tetap dipanen sampai akhirnya mati;
b). Kebun tanaman menghasilkangenerasi tanam tertentu dengan persentase serangan tertentu apakah lebih baik dilakukan penyisipan berkesinambungan, dibongkar kemudian diberakan, dibongkar dirotasi dengan tanaman tertentu, atau direvitalisasi kesehatan lahannya kemudian ditanam ulang.
Luas areal perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai 8 juta hektar, dan hampir 50% merupakan perkebunan rakyat. Pemilihan lahan yang tepat dan penggunaan bibit dengan produktivitas tinggi merupakan penentu awal bagi keberhasitan usaha perkebunan kelapa sawit selama 25 tahun. Setelah bibit kelapa sawit ditanam, keberhasilan usaha ditentukan oleh tingkat efsensi perawatan dan eksploitasi kebun. Atribut-atribut kenerja seperti mampu mempertahankan kandungan bahan organik tanah, mampu melaksanakan pemupukan dengan baik dan benar, mampu mempertahankan populasi tanaman di kebun dari tekanan serangan Ganoderma, mampu rnengendalikan serangan ulat api, dan mampu memelihara populasi semngga penyerbuk tetap tinggi harus dijadikan tolok ukur penilaian kinerja di kebun. Kalau itu semua dapat terlaksana dengan penuh komitnen dan disiplin, maka produktivitas tananran yang tinggi akan tercapai. Peran top manajenrcn yang diharapkan tentunyamemberikan fasilitas yang rnemadahi tepat waktu Pada umumnya terbdsi bahwa kemampuan pelaku usaha untuk mempertahankan jumlah tanaman per hektar dari tekanan serangan Ganoderma sangat rendah karena terbukti tingkat kematian tanaman dari tatrun ke tahun dan dari generasi ke generasi semakin tiuggi. Ganaderma merupakan patogen penyakit tanaman penyebab penyakit busuk pangkal batang (basol stem rot, disingkat BSR) dan busuk batang atas (upper stem rof, disingkat USR). Selain menyeftmg bagian bakng, sudah barang tentu Ganoderma juga menyerang akar sawit. Oleh karena yang terserang bagian akar dan batang, pasokan air dan hara terhambat atau terhenti sama sekali sehingga tanaman mati dan akhirnya tumbang.
DAMPAK SERANGAN
Serangan Ganoderma terhadap individu tanaman dapat berdarnpak kepada:
a. Penurunan serapan air dan hara dari dalam tanah;
b. Peningkatan arrcaman penularan terhadap tanarnan di sekelilingnya yang berdekatan atau tanaman di lokasi lain;
c. Penurunan produksi buah pada tanaman yang terserang;
d. Peningkatan kemungkinan tanaman menjadi tumbang, yang kesemuanya berhubungan langsung dengan tingkat 'serangan pada individu tanaman tersebut.
Diagram perkembangan penyakit busuk buah dan dampaknya terhadap individu tanaman ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Perkembangan Ganoderma sampai tahap 8 |
untuk menghitung nilai kehilangan akibat serangan Ganoderma.
Dari diagram yang ditunjukkan pada Gambar 1 tersebut tampak jelas bahwa komponen produksi yang terpengaruh termasuk penurunan bobot dan penurunan jumlah buah yang bisa dipanen per tahunnya. Penurunan jumlah buah per tahun dapat dikaitkan dengan penundaan pembukaan daun yang kerap sekali ditemukan di lapang. Penurunan bobot tandan dapat dikaitkan dengan perkembaogan daun yang kerdil dan pucat. Keduanya berakitan erat dengan penurunan kemampuan menyerap air dan unsur hara.
Cepat atau lambat, akhirnya serangan Ganoderma akan berkembang dan mencapai Tahap 9, di mana tanaman mati dan produksi tidak bisa diharapkan lagi. Kehilangan produksi pada luasan tertentu merupakan resultante dari kehilangan akibat penurunan bobot tandan, penurunan jumlah tandan per tahun dan penurunan populasi pohon akibat kematian oleh serangan Ganoderma (Gambar 2). Kerugian tidak hanya berupa kehilangan produksi tetapi juga berupa penurunan efisiensi pengelolaan kebun karena biaya perawatan per satuan pohon hidup menjadi lebih mahal.
Ukuran Ganoderma di Lapangan :
1. Sebesar tubuh buah
2. Sebesar bonggol sawit
3. Sebesar lapangan sepak bola
Selama ini masih banyak yang memandang bahwa ukuran Ganoderma hanya sebesar tubuh buah dengan diameter paling lebar 20 cm. Orang yang berpandangan bahwa ukuran Ganoderma sebesar itu, maka pengendalian Ganoderma dilakukan hanya dengan memetik tubuh buah atau menyemprot tubuh buah dengan bahan kimia yang mampu membuat tubuh Ganoderma menyusut, mengering dan akhirnya mati. Namun orang yang berpandangan maju setelah memetik tubuh, buah akan mengikis bagian jaringan pada tempat di mana tubuh buah ditemukan. Orang tersebut kemudian akan berkesimpulan bahwa ukuran Ganoderma tidak hanya sebesar tubuh buah, tetapi bisa sebesar bonggol sawit. Tindakan orang tersebut tentunya tidak hanya sekedar mematikan tubuh buah tetapi
berupaya untuk mengendalikan Ganoderma pada tanaman yang bersangkutan. Orang yang lebih maju lagi tentunya akan berpikir lebih jauh berkesimpulan bahwa ukuran ganoderma tidak hanya sekedar sebesar bonggol sawit, tetapi bisa sebesar luasan jejaring system perakaran sawit yang terserang yaog notabene tidak terlihat karena berada di bawah permukaan tanah.
Gambar 2. Penurunan Produktifitas Komponen Produksi Akibat Serangan Ganoderma |
Ukuran cendawan pathogen yang suma besar tersebut pernah dilaporkan sebelumnya oleh Tim Peneliti yang diketuai oleh Dr. JB Anderson dari Univesitas Toronto, Ontario. Berdasarkan hasil penelitiannya dengan teknik molekuler, ditemukan individu A. bulbosa setua 1500 tahun, dan kalau dijumlah beratnya mencapai 10 ton (Anderson,1992). Melalui gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk kebun dengan infestasi Ganoderma yang berat, pada hakekatnya yang sakit adalah lahannya. Banyaknya tanaman yang bertumbangar di lapangan hanyalah merupakan indikasi bahwa lahannya yang sakit. Kalau lahannya sakit maka bibit sawit sesehat apapun jika ditanam akan sakit (Gambar 4) kecuali jika lingkungan mendukung sehingga tanaman bertahan hidup. Kalau lahannya sakit maka yang harus disehatkan adalah lahannya dan lingkungannya. Penyehatan lahan di sini berarti juga penyehatan individu tanaman kelapa sawit.
KEKUATAN GANODERMA
1. Kemampuan membentuk diding pertahanan
2. Kemampuan membentuk varian baru
3. Kemampuan menular dengan berbagai macam cara
4. Kemampuan hidup sebagai saprofit
5. Memiliki banyak tanaman inang altemative
1. Kemampuan membentuk dinding pertahanan
Ganoderma mampu membentuk dinding pertahanan dan berlindung di batiknya. Dinding-dinding pertahanan tersebut Nampak sebagai garis-garis berwarna cokelat yang terlihat ketika bagian jaringan tanaman sawit disayat (Gambar 4a). Garis-garis berwama cokelat tersebut pada hakekatnya merupakan lempengan-lempengan yang teriris dan meqiadi satu dan susah dipisahkan dengan jaringan tanaman ketika masih basah: Ketika jaringan tanaman mulai rapuh, sering sekali lempengan-lempengan tersebut terekspos seperti ditunjuktan pada Gambar 4b. Dinding-dinding tersebut dapat menyatu sama lain sehingga membetuk struktur menyerupai telur namun dengan benfuk dan ukuran yang tidak beraturan (Gambar 4c). Struktur yang disebut pseudosclerotium
4a.Pada hasil sayatan jaringan sawit dinding pertahanan nampak sebagai garis-garis
berwarna cokelat;
4b. Dinding:dinding pertahanan nampak berupa lempengan berwama cokelat;
4c. Dinding-dinding pertahanan menyatu membungkus jaringan sawit yang dikuasai membentuk badan pertahanan yang disebut pseudosclerotium;
4d. Kultur murni Ganodenna berhasil ditumbuhkan dari dalam pseudosclerotium tersebut banyak ditemukan pada pangkal batang sawit yang telah lapuk, kering dan remah.
Ketika pseudosclerotium dibelah dan bagiaN dalamnya ditanam pada media agar kultur mumi Ganoderma (Gambar 4 d) dapat diperoleh dengan mudah tidak terkonaminasi oleh mikoba lain.
Dinding pseudosclerotium terbentuk dari melanisasi dan penebalan hifa. Isi atau bagian dalam pseudosclerotium Ganoderma terdiri dari campuran jaringan sawit yang dikuasai oleh Ganoderma dan miselium Ganoderma itu sendiri.
Diperolehnya kultur murni dari pseudosclerotium Ganoderma pada pangkal batang sawit yang telah lapuk, kering dan remah, mengindikasikan bahwa Ganoderma mampu bertahan lama di sisa-sisa tunggul tanaman sebagai pseudosclerotium. Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa dinding pseudosclerotium mampu melindungi Ganoderma dari cekaman abiotik.
Gambar 5 menunjukkan sebuah kompartemen Ganoderma yang terlindungi dari serangan Trichoderma sp. yang berbatasan dengan kompartemen Ganoderma yang sudah terserang oleh Trichoderma sp. karena tidak mampu menembus dinding pseudosclerotium, Trichoderma sp. yang berada pada kompartemen kiri di Gambar 5 masuk melalui bantuan terowongan yang dibuat oleh larva Oryctes sp. Invasi larva Oryctes mampu merusak dinding pseudosclerotium.
Pada jaringan yang masih hidup, dinding-dinding pertahanan Ganoderma dibentuk secara berlapis-lapis, menyebabkan fungisida yang terbukti efektif di laboratorium tidak efektif untuk dengan cara injeksi batang di atas bagian yang jaringan yang sakit karena tidak mampu menembus benteng-benteng pertahanan yang berupa lempengan dinding pseudosclerotium.
Gambar 6 menunjukkan proses perkembangan penyakit di dalam jaringan tanaman sawit yang terserang. Percobaan isolasi telah dilakukan di sekitar batas jaringan sakit dan sehat. Hasilnya menurut bahwa isolate murni Ganoderma hanya dapat diperoleh dari jaringan sakit, tidak dari jaringan yang sehat. Pada Gambar tersebut diperlihatkan bahwa Ganoderma
Gambar 3. Ukuran Ganoderma di Bawah Permukaan tanah di Perkebunan Kelapa Sawit |
1. Kemampuan membentuk diding pertahanan
2. Kemampuan membentuk varian baru
3. Kemampuan menular dengan berbagai macam cara
4. Kemampuan hidup sebagai saprofit
5. Memiliki banyak tanaman inang altemative
1. Kemampuan membentuk dinding pertahanan
Ganoderma mampu membentuk dinding pertahanan dan berlindung di batiknya. Dinding-dinding pertahanan tersebut Nampak sebagai garis-garis berwarna cokelat yang terlihat ketika bagian jaringan tanaman sawit disayat (Gambar 4a). Garis-garis berwama cokelat tersebut pada hakekatnya merupakan lempengan-lempengan yang teriris dan meqiadi satu dan susah dipisahkan dengan jaringan tanaman ketika masih basah: Ketika jaringan tanaman mulai rapuh, sering sekali lempengan-lempengan tersebut terekspos seperti ditunjuktan pada Gambar 4b. Dinding-dinding tersebut dapat menyatu sama lain sehingga membetuk struktur menyerupai telur namun dengan benfuk dan ukuran yang tidak beraturan (Gambar 4c). Struktur yang disebut pseudosclerotium
Gambar 4. Pembangunan Dinding Pertahanan oleh Ganoderma di dalam jaringan Kelapa Sawit |
berwarna cokelat;
4b. Dinding:dinding pertahanan nampak berupa lempengan berwama cokelat;
4c. Dinding-dinding pertahanan menyatu membungkus jaringan sawit yang dikuasai membentuk badan pertahanan yang disebut pseudosclerotium;
4d. Kultur murni Ganodenna berhasil ditumbuhkan dari dalam pseudosclerotium tersebut banyak ditemukan pada pangkal batang sawit yang telah lapuk, kering dan remah.
Ketika pseudosclerotium dibelah dan bagiaN dalamnya ditanam pada media agar kultur mumi Ganoderma (Gambar 4 d) dapat diperoleh dengan mudah tidak terkonaminasi oleh mikoba lain.
Dinding pseudosclerotium terbentuk dari melanisasi dan penebalan hifa. Isi atau bagian dalam pseudosclerotium Ganoderma terdiri dari campuran jaringan sawit yang dikuasai oleh Ganoderma dan miselium Ganoderma itu sendiri.
Diperolehnya kultur murni dari pseudosclerotium Ganoderma pada pangkal batang sawit yang telah lapuk, kering dan remah, mengindikasikan bahwa Ganoderma mampu bertahan lama di sisa-sisa tunggul tanaman sebagai pseudosclerotium. Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa dinding pseudosclerotium mampu melindungi Ganoderma dari cekaman abiotik.
Gambar 5 menunjukkan sebuah kompartemen Ganoderma yang terlindungi dari serangan Trichoderma sp. yang berbatasan dengan kompartemen Ganoderma yang sudah terserang oleh Trichoderma sp. karena tidak mampu menembus dinding pseudosclerotium, Trichoderma sp. yang berada pada kompartemen kiri di Gambar 5 masuk melalui bantuan terowongan yang dibuat oleh larva Oryctes sp. Invasi larva Oryctes mampu merusak dinding pseudosclerotium.
Gambar 5. Pertahanan terhadap invasi Trichoderma sp. oleh dinding pseudosclerotium Ganoderma pada kondisi lapang |
Gambar 6 menunjukkan proses perkembangan penyakit di dalam jaringan tanaman sawit yang terserang. Percobaan isolasi telah dilakukan di sekitar batas jaringan sakit dan sehat. Hasilnya menurut bahwa isolate murni Ganoderma hanya dapat diperoleh dari jaringan sakit, tidak dari jaringan yang sehat. Pada Gambar tersebut diperlihatkan bahwa Ganoderma
memiliki strategi menyerang yang sangat bagus. Pada kondisi tanaman lemah dan kekurangan hara dan air) Ganoderma menyerang, namun pada kondisi tanaman sehat (cukup hara dan air) Ganoderma menggunakan eneginya untuk membuat dinding-dinding pertahanan.
2. Kemampuan membentuk varian baru
Seperti halnya cendawan Basidiomiretes lainya, Ganoderma spp. Mampu membentuk varian baru melalui kombinasi seksual. Gambar 7 menunjukkan dari setiap basidium diproduksi 4 tipe seks basiospora. Jika keempat spora tersebut dikecambahkan kemudian dipertemukan; maka akan terbentuk 3 jenis kombinasi yaitu kombinasi compatible, kombinasi semi kompatibel dan kombinasi tidak kompatibel. Itu baru kalau dikombinasikan dari satu tubuh buah. Kalau persilangannya dilakukan dengan tubuh buah dari tubuh buah yang berbeda dari tempat yang berjauhan, maka kemungkinan untuk rnendapatkan kombinasi yang kompatibel akan sangat tinggi dan hasilnya terbentuk turunan dengan varian baru. Dengan cara demikian maka tidak mengherankan jika pada generasi pertama sudah terdapat serangan baru yang kemungkinanmerupakan varian baru yang mampu menginfeksi sawit.
3. Kemampuan menular dengan berbagai macam cara
Ganoderma memiliki berbagai macam cara untuk menular dari satu tanaman ke tanaman yang lain pada lokasi yang berdekatan atau berjauhan. Untuk penularan jarak jauh terutama dilakukan melalui perantaraan angin, air hujan, serangga, dan binatang. Bahan penularan yang mudah terbawa oleh angin, air hujan, serangga dan binatang adalah basidiopora. Peran basidiospora dalam penyebaran penyakit telah diungkapkan sebelumnya (Sanderson et a[., 2000; Pilotti et al., 2003; Sanderson, 2005). Sedangkan penularan jarak dekat yaitu antara tanaman satu dengan tanaman lain didekatnya yang paling efektif adalah melalui pertemuan akar yang sehat dengan akar yang sakit atau dengan tunggul tanaman yang terserang.
Basiodiospora Ganoderma berukuran sangat kecil kurang lebih 0.008 - 0.01 mm sehingga mudah diterbangkan oleh angin atau menempel pada permukaan benda termasuk pada permukaan atas tubuh buah sebagai lapisan debu halus berwarna cokelat dop. Penampakan warna cokelat dop terjadi karena dinding spora Ganoderma berwama cokelat. Karena warnanya yang cokelat dan dindingnya agak tebal (Gambar 8a), spora Ganoderma memiliki daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh lingkungan yang ekstrim termasuk kekeringan dan terpaan sinar ultra violet. Spora yang menempel pada perrnukaan atas tubuh buah (Gambar 8b) dapat terlepas oleh terpaan air hujan, untuk kemudian terbawa oleh air permukaan ke tempat yang jauh pada kondisi yang tepat yaitu kondisi berkelembaban tinggi. Pada permukaan bawah tubuh buah sering ditemukan berbagai jenis serangga menempel. Salah satu contohnya adalah serangga yang disebut handsome fungus beetle yang teridentifikasi sebagai Eumorphus hilaris dan E. costatus (Gambar 8c). Pada setiap tubuh serangga terdapat 700 juta spora Ganoderma (Deden et al., 2011), yang kebanyakan ditemukan menempel pada dada serangga tersebut. Ketika serangga tersebut terbang dan hinggap pada pohon sawit, kemungkinan besar beberapa spora akan dapat tertularkan.
Ternak yang dilepas secara liar di perkebunan kelapa sawit (Gambar 9) dapat menjadi agen penularan paling tidak melalui dua mekanisme. Mekanisme yang pertama adalah melalui penempelan spora pada rambut sapi setelah terlepas dari tubuh buah dan tertepa oleh angin. Spora yang menempel pada rambut sapi kemudian dapat tertular ke tanaman sawit ketika sapi tersebut bersinggungan dengan batang kelapa sawit. Mekanisme yang ke dua adalah melalui tanah yang mengandung spora Ganoderma dan menempel pada permukaan telapak kaki sapi.
4. Kemampuan hidup sebagai saprofit dan parasit
Selain hidup sebagai parasit, Ganoderma mampu hidup sebagai saprofit. Ketika tanaman hidup tidak tersedia, Ganoderma dapat hidup pada sisa-sisa bahan organic berkayu. Bahkan terdapat kemungkinan sisa-sisa bahan organic diperlukan oleh Ganoderma sebagai batu loncatan untuk tumbuh terlebih dahulu pada sisa-sisa bahan organic sebelum selanjutnya menyerang jaringan tanaman hidup. Satu hal yang cukup menarik untuk dikemukakan adalah dalam hal silangan Ganoderma pada tanaman kelapa.
Sebelum tanaman kelapa dipotong, biasanya tidak terserang oleh Ganoderma. Namun setelah pohon kelapa dipotong, biasanya menjadi terserang dan banyak ditemukan Ganoderma. Kemampuan Ganoderma sebagai parasit membuat pertumbuhan Ganoderma tidak dapat terkalahkan oleh cendawan lain ketika sudah menginfeksi jaringan tanaman sehat, kecuali cendawan endofit.
5. Memiliki banyak tanaman inang altematif
Ganoderma spp. pada umunya bersifat cosmopolitan yaitu memiliki banyak tanaman inang. Di antara dua spesies Ganoderma yang menyerang sawit di Papua Nugini, G. tornatum lebih banyak memiliki tanaman inang daripada G" boninense (Pilotti et aL,2004). Widyastuti (2010) mengemukakan bahwa selain kelapa sawit, beterapa jenis tanaman kehutanan yang dapat menjadi inang Ganoderma adalah beberapa spesies akasia Acacia mangium, Acacia auriculifurmis, Acacia oraria), sengon (Paraserianthes falcataria), flamboyan (Delonix regia), cemara (Casuarina equisetifolia), dan angsana (Pterocarpus indicus). Tanaman perkebunan lainnya seperti kopi, kakao (Herliyarnet al, 20ll), karet dan teh juga dapat menjadi inang alternatif meskipun spesiesnya kemungkinan berbeda dan dampaknya tidak separah seperti yang terjadi di perkebunan kelapa sawit.
KELEMAHAN GANODERMA
1. Kompetitor yang lemah
2. Pertumbuhannya relative lambat
3. Tidak memiliki spora aseksual
4. Perkecarnbahan spora Ganoderma keberhasilannya lebih rendah
Dalam kondisi bebas di dalam tanah atau kondisi benang-benang miseliumnya terekspose , Ganoderma spp. tergolong sebagai kompetitor yang lemah, mudah terinvasi oleh cendawan antagonis seperti Trichoderma spp. Dan Gliocladium spp. Di samping itu, Ganoderma memiliki laju pertumbuhan yang relative lambat. Pada media agar, pertumbuhan Trichoderma spp. biasanya dua kali lebih cepat dari pertumbuhan Ganoderma spp. Gonoderma spp. tidak memproduksi spora aseksual sehingga bukan merupakan cendawan kontaminan yang potensial dalam kondisi bebas. Pada kondisi biasa, basidiospora yang merupakan spora seksual memiliki daya perkecambahan yang rendah. Bagaimanapun juga tingkat keberhasilan perkecambahan basidiospora di permukaan jaringan batang sawit yang terbuka perlu diteliti lebih lanjut. Kenyataan menunjukkan bahwa pada banyak kasus, tubuh buah Ganoderma lebih banyak dijumpai pada tunggul-tunggul tanaman yang sudah mati.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN KITA
Di bandingkan dengan Ganoderma, kekuatan kita sebagai maHrluk yang rempurna tentunya tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun ketika kita kalah berperang melawan Ganoderma, maka hal tersebut perlu dipertanyakan. Jangan-jangan sampai saat ini kita belum pernah memulai memberikan perlawanan terhadap Ganoderna. Atau kalau sudah, barangkali kita belum melakukannya dengan penuh komimen. Atau cara kita melakukannya selama ini belum sempuma. Atau kita terlalu "ignorance" terhadap kejadian demi kejadian serangan Ganoderma pada perkebunan kita seperti yang dikemukakan oleh Pakpahan (2011). Tingkat kesungguhan dan komitmen dalam menanggulangi Ganoderma dapat diukur dengan:
a). Berapa banyak uang yang kita anggarkan untuk pengendalian Ganoderma dibandingkan uang yang dianggarkan untuk pemupukan; ,dan
b) Berapa banyak tenaga yang ditugasi khusus untuk memantau dan mengendalikan Ganoderma dibandingkan dengan banyaknya tenaga yang dialokasikan untuk pemupukan dan pemanenan buah; dan
c). Kemauan pelaku usaha dalam mencantumkan nilai kerugian akibat serangan Ganoderma di laporan keuangan bulanan dan tahunan
STRATEGI PENGENDALIAN GANODERMA
Berbagai teknik pengendalian telah dikembangkan di berbagai lembaga penelitian
dan perguruan tinggl termasuk di antaranya:
a). Penggunaan bahan kimia dengan berbagai cara aplikasi;
b). Penggunaan biofungisida dengan isolat miliroba unggul hasil seleksi;
c). Pembangunan parit isolasi; dan
d). Pembumbunan pangkal batang sawit yang terserang.
Kesemua teknologi tersebut telah dilakukan, namun oleh pelaku usaha dirasa tidak memberikan dampak yang signifikan. Buktinya sampai saat ini kerusakan demi kerusakan
terus berlangsung. Hal tersebut terjadi karena upaya-upaya yang dilakukan hanya bersifat
parsial, tidak menyeluruh dan terpadu.
Strategi pengendalian Ganoderma harus dibangun berdasarkan kepada pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan Ganoderma seperti yang sebagian telah diuraikan di atas. Paling tidak terdapat 8
pilar pengendalian yang dapat diturunkan dan yang harus menjadi pegangan bersama:
Pilar 1 : Niat dengan penuh komitmen danketultrsan
Pilar 2 : Hancurkan sumber inokulum sedemikian rupa sehingga dinding dinding pertahanan Ganoderma di dalam jaringan tanaman dan sisa-sisa bahan
organic (termasuk tunggul sawit) rusak.
Pilar 3 : Hancurkan tubuh buah Ganodenna sesegera mungkin setelah terbentuk.
Pilar 4 : Berikan perlindungan terhadap bibit kelapa sawit sedini mungkin, utamakan
dengan agensia hayati terseleksi.
Pilar 5 : Buat parit isolasi di dekat tanaman sehat pada sisi yang berhadapan dengan arah datangnya serangan di bawah tanah melalui akar.
Pilar 6 : Upayakan agar pertumbuhan tanaman selalu dalam kondisi prima dengan, membangun dan mempertahankan kandungan bahan organik tanah 4-5% guna mendukung terpeliharanya keanekaragaman mikroba di dalam tanah dan dengan memberikan pupuk kimia seperlunya.
Pilar 7 : Cegah keberadaan serangga dan binatang yang perpotensi sebagai agensia penularan
Pilar 8 : Jika tersedia gunakan tanaman yang teruji tahan terhadap Ganoderma
Sebelum serangan menjadi bersifat Endemik :
1. Pada saat pembukaan lahan lakukan survey untuk menetapakan besarnya ancaman Ganoderma.
2. Pada saat pengolahan lahan, upayakan tunggul-tuDggul tanaman berkayu yang terserang Ganoderma dihancurkan secara mekanis se akar-akarnya
3. Pada saat penyiapan bibit, berikan perlindungan terhadap bibit kelapa sawit sedini mungkin, utamakan dengan menggunakan agensia hayati terseleksi dan media yang bebas dari kontaminasi inokulum Ganoderma
4. Setelahr tanaman tertanam, lakukan pengamatan secara rutin dan jika ditemukan ada yang terserang segera bongkar tanaman tersebut, keringkan kemudian bakar. Sementara itu pada titik tanam yang terserang dibuat lubang besar 3 x 3 m sedalam 1 m, biarkan paling tidak selama 1 bulan untuk melihat apakah ada tanda tanda pertumbuhan Ganoderma pada dindingdinding lubang. Pada lubang tanam, tambahkan kompos lapis demi lapis diselang seling dengan tanah yang sudah diayak bebas dari sisa-sisa akar, sedemikian rupa sehingga komposisi kompos menjadi sepertiganya Jika masih memungkinkan lakulen penyisipan dengan tanaman baru yang sehat di titik tanam lama pada lubang besar tersebut. Pada enam tanaman di sekitarnya, tetapkan dengan perangkat deteksi dini pakah sudah terindikasi sakit atau belum. Jika sudah, buat parit isolasi seperti tersebut pada Pilar 5 di atas, telusuri apakah terdapat akar atau sekelompok akar yang membusuk ke antar tanaman tersebut. Kalau ditemukan, kikis sedikit demi sedikit hingga akhirnya sarnpai kepada batas akar yang sehat.
5. Tubuh buah Ganoderma harus dipandang sebagai pabrik spora dan oleh karena itu jika terbentuk harus segera dihancurkan. Di samping untuk mencegah terjadinya melalui sporq penghancuran tubuh buah juga berfungsi menghambat terbentuknya galur-galur baru.
Gambar 6. Pembentukan dinding pseudoskelorosium dalam proses perkembangan penyakit pada jaringan tanaman kelapa sawit.
|
Seperti halnya cendawan Basidiomiretes lainya, Ganoderma spp. Mampu membentuk varian baru melalui kombinasi seksual. Gambar 7 menunjukkan dari setiap basidium diproduksi 4 tipe seks basiospora. Jika keempat spora tersebut dikecambahkan kemudian dipertemukan; maka akan terbentuk 3 jenis kombinasi yaitu kombinasi compatible, kombinasi semi kompatibel dan kombinasi tidak kompatibel. Itu baru kalau dikombinasikan dari satu tubuh buah. Kalau persilangannya dilakukan dengan tubuh buah dari tubuh buah yang berbeda dari tempat yang berjauhan, maka kemungkinan untuk rnendapatkan kombinasi yang kompatibel akan sangat tinggi dan hasilnya terbentuk turunan dengan varian baru. Dengan cara demikian maka tidak mengherankan jika pada generasi pertama sudah terdapat serangan baru yang kemungkinanmerupakan varian baru yang mampu menginfeksi sawit.
Gambar 7. Produksi 4 tipe seks basidiospora dari satu basidium di dalam pori-pori permukaan |
bawah tubuh buah Ganoderma
Variasi genetik yang tinggi antar isolate yang ditemukan dari satu kebun atau bahkan dari satu batang sawit seperti banyak dilaporkan sebelumnya bukanlah sebuah keniscayaan. Terdapatnya fleksibilitas genetik yang tinggi pada Ganoderma merupakan tantangan tersendiri bagi upaya pemuliaan tanaman kelapa sawit ke depan karena uji ketahanan harus dilakukan terhadap berbagai strain atau varian Ganoderma yang berasosiasi dengan kelapa sawit. Lebih dari itu, kecepatan membentuk strain baru Ganoderma jauh lebih cepat dari upaya kita menyediakan varietas tahan yang baru.3. Kemampuan menular dengan berbagai macam cara
Ganoderma memiliki berbagai macam cara untuk menular dari satu tanaman ke tanaman yang lain pada lokasi yang berdekatan atau berjauhan. Untuk penularan jarak jauh terutama dilakukan melalui perantaraan angin, air hujan, serangga, dan binatang. Bahan penularan yang mudah terbawa oleh angin, air hujan, serangga dan binatang adalah basidiopora. Peran basidiospora dalam penyebaran penyakit telah diungkapkan sebelumnya (Sanderson et a[., 2000; Pilotti et al., 2003; Sanderson, 2005). Sedangkan penularan jarak dekat yaitu antara tanaman satu dengan tanaman lain didekatnya yang paling efektif adalah melalui pertemuan akar yang sehat dengan akar yang sakit atau dengan tunggul tanaman yang terserang.
Basiodiospora Ganoderma berukuran sangat kecil kurang lebih 0.008 - 0.01 mm sehingga mudah diterbangkan oleh angin atau menempel pada permukaan benda termasuk pada permukaan atas tubuh buah sebagai lapisan debu halus berwarna cokelat dop. Penampakan warna cokelat dop terjadi karena dinding spora Ganoderma berwama cokelat. Karena warnanya yang cokelat dan dindingnya agak tebal (Gambar 8a), spora Ganoderma memiliki daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh lingkungan yang ekstrim termasuk kekeringan dan terpaan sinar ultra violet. Spora yang menempel pada perrnukaan atas tubuh buah (Gambar 8b) dapat terlepas oleh terpaan air hujan, untuk kemudian terbawa oleh air permukaan ke tempat yang jauh pada kondisi yang tepat yaitu kondisi berkelembaban tinggi. Pada permukaan bawah tubuh buah sering ditemukan berbagai jenis serangga menempel. Salah satu contohnya adalah serangga yang disebut handsome fungus beetle yang teridentifikasi sebagai Eumorphus hilaris dan E. costatus (Gambar 8c). Pada setiap tubuh serangga terdapat 700 juta spora Ganoderma (Deden et al., 2011), yang kebanyakan ditemukan menempel pada dada serangga tersebut. Ketika serangga tersebut terbang dan hinggap pada pohon sawit, kemungkinan besar beberapa spora akan dapat tertularkan.
Gambar 9. Penggembalakan sapim secara liar berpotensi sebagai media penyebaran Ganoderma
|
Selain hidup sebagai parasit, Ganoderma mampu hidup sebagai saprofit. Ketika tanaman hidup tidak tersedia, Ganoderma dapat hidup pada sisa-sisa bahan organic berkayu. Bahkan terdapat kemungkinan sisa-sisa bahan organic diperlukan oleh Ganoderma sebagai batu loncatan untuk tumbuh terlebih dahulu pada sisa-sisa bahan organic sebelum selanjutnya menyerang jaringan tanaman hidup. Satu hal yang cukup menarik untuk dikemukakan adalah dalam hal silangan Ganoderma pada tanaman kelapa.
Sebelum tanaman kelapa dipotong, biasanya tidak terserang oleh Ganoderma. Namun setelah pohon kelapa dipotong, biasanya menjadi terserang dan banyak ditemukan Ganoderma. Kemampuan Ganoderma sebagai parasit membuat pertumbuhan Ganoderma tidak dapat terkalahkan oleh cendawan lain ketika sudah menginfeksi jaringan tanaman sehat, kecuali cendawan endofit.
5. Memiliki banyak tanaman inang altematif
Ganoderma spp. pada umunya bersifat cosmopolitan yaitu memiliki banyak tanaman inang. Di antara dua spesies Ganoderma yang menyerang sawit di Papua Nugini, G. tornatum lebih banyak memiliki tanaman inang daripada G" boninense (Pilotti et aL,2004). Widyastuti (2010) mengemukakan bahwa selain kelapa sawit, beterapa jenis tanaman kehutanan yang dapat menjadi inang Ganoderma adalah beberapa spesies akasia Acacia mangium, Acacia auriculifurmis, Acacia oraria), sengon (Paraserianthes falcataria), flamboyan (Delonix regia), cemara (Casuarina equisetifolia), dan angsana (Pterocarpus indicus). Tanaman perkebunan lainnya seperti kopi, kakao (Herliyarnet al, 20ll), karet dan teh juga dapat menjadi inang alternatif meskipun spesiesnya kemungkinan berbeda dan dampaknya tidak separah seperti yang terjadi di perkebunan kelapa sawit.
KELEMAHAN GANODERMA
1. Kompetitor yang lemah
2. Pertumbuhannya relative lambat
3. Tidak memiliki spora aseksual
4. Perkecarnbahan spora Ganoderma keberhasilannya lebih rendah
Dalam kondisi bebas di dalam tanah atau kondisi benang-benang miseliumnya terekspose , Ganoderma spp. tergolong sebagai kompetitor yang lemah, mudah terinvasi oleh cendawan antagonis seperti Trichoderma spp. Dan Gliocladium spp. Di samping itu, Ganoderma memiliki laju pertumbuhan yang relative lambat. Pada media agar, pertumbuhan Trichoderma spp. biasanya dua kali lebih cepat dari pertumbuhan Ganoderma spp. Gonoderma spp. tidak memproduksi spora aseksual sehingga bukan merupakan cendawan kontaminan yang potensial dalam kondisi bebas. Pada kondisi biasa, basidiospora yang merupakan spora seksual memiliki daya perkecambahan yang rendah. Bagaimanapun juga tingkat keberhasilan perkecambahan basidiospora di permukaan jaringan batang sawit yang terbuka perlu diteliti lebih lanjut. Kenyataan menunjukkan bahwa pada banyak kasus, tubuh buah Ganoderma lebih banyak dijumpai pada tunggul-tunggul tanaman yang sudah mati.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN KITA
Di bandingkan dengan Ganoderma, kekuatan kita sebagai maHrluk yang rempurna tentunya tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun ketika kita kalah berperang melawan Ganoderma, maka hal tersebut perlu dipertanyakan. Jangan-jangan sampai saat ini kita belum pernah memulai memberikan perlawanan terhadap Ganoderna. Atau kalau sudah, barangkali kita belum melakukannya dengan penuh komimen. Atau cara kita melakukannya selama ini belum sempuma. Atau kita terlalu "ignorance" terhadap kejadian demi kejadian serangan Ganoderma pada perkebunan kita seperti yang dikemukakan oleh Pakpahan (2011). Tingkat kesungguhan dan komitmen dalam menanggulangi Ganoderma dapat diukur dengan:
a). Berapa banyak uang yang kita anggarkan untuk pengendalian Ganoderma dibandingkan uang yang dianggarkan untuk pemupukan; ,dan
b) Berapa banyak tenaga yang ditugasi khusus untuk memantau dan mengendalikan Ganoderma dibandingkan dengan banyaknya tenaga yang dialokasikan untuk pemupukan dan pemanenan buah; dan
c). Kemauan pelaku usaha dalam mencantumkan nilai kerugian akibat serangan Ganoderma di laporan keuangan bulanan dan tahunan
STRATEGI PENGENDALIAN GANODERMA
Berbagai teknik pengendalian telah dikembangkan di berbagai lembaga penelitian
dan perguruan tinggl termasuk di antaranya:
a). Penggunaan bahan kimia dengan berbagai cara aplikasi;
b). Penggunaan biofungisida dengan isolat miliroba unggul hasil seleksi;
c). Pembangunan parit isolasi; dan
d). Pembumbunan pangkal batang sawit yang terserang.
Kesemua teknologi tersebut telah dilakukan, namun oleh pelaku usaha dirasa tidak memberikan dampak yang signifikan. Buktinya sampai saat ini kerusakan demi kerusakan
terus berlangsung. Hal tersebut terjadi karena upaya-upaya yang dilakukan hanya bersifat
parsial, tidak menyeluruh dan terpadu.
Strategi pengendalian Ganoderma harus dibangun berdasarkan kepada pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan Ganoderma seperti yang sebagian telah diuraikan di atas. Paling tidak terdapat 8
pilar pengendalian yang dapat diturunkan dan yang harus menjadi pegangan bersama:
Pilar 1 : Niat dengan penuh komitmen danketultrsan
Pilar 2 : Hancurkan sumber inokulum sedemikian rupa sehingga dinding dinding pertahanan Ganoderma di dalam jaringan tanaman dan sisa-sisa bahan
organic (termasuk tunggul sawit) rusak.
Pilar 3 : Hancurkan tubuh buah Ganodenna sesegera mungkin setelah terbentuk.
Pilar 4 : Berikan perlindungan terhadap bibit kelapa sawit sedini mungkin, utamakan
dengan agensia hayati terseleksi.
Pilar 5 : Buat parit isolasi di dekat tanaman sehat pada sisi yang berhadapan dengan arah datangnya serangan di bawah tanah melalui akar.
Pilar 6 : Upayakan agar pertumbuhan tanaman selalu dalam kondisi prima dengan, membangun dan mempertahankan kandungan bahan organik tanah 4-5% guna mendukung terpeliharanya keanekaragaman mikroba di dalam tanah dan dengan memberikan pupuk kimia seperlunya.
Pilar 7 : Cegah keberadaan serangga dan binatang yang perpotensi sebagai agensia penularan
Pilar 8 : Jika tersedia gunakan tanaman yang teruji tahan terhadap Ganoderma
Sebelum serangan menjadi bersifat Endemik :
1. Pada saat pembukaan lahan lakukan survey untuk menetapakan besarnya ancaman Ganoderma.
2. Pada saat pengolahan lahan, upayakan tunggul-tuDggul tanaman berkayu yang terserang Ganoderma dihancurkan secara mekanis se akar-akarnya
3. Pada saat penyiapan bibit, berikan perlindungan terhadap bibit kelapa sawit sedini mungkin, utamakan dengan menggunakan agensia hayati terseleksi dan media yang bebas dari kontaminasi inokulum Ganoderma
4. Setelahr tanaman tertanam, lakukan pengamatan secara rutin dan jika ditemukan ada yang terserang segera bongkar tanaman tersebut, keringkan kemudian bakar. Sementara itu pada titik tanam yang terserang dibuat lubang besar 3 x 3 m sedalam 1 m, biarkan paling tidak selama 1 bulan untuk melihat apakah ada tanda tanda pertumbuhan Ganoderma pada dindingdinding lubang. Pada lubang tanam, tambahkan kompos lapis demi lapis diselang seling dengan tanah yang sudah diayak bebas dari sisa-sisa akar, sedemikian rupa sehingga komposisi kompos menjadi sepertiganya Jika masih memungkinkan lakulen penyisipan dengan tanaman baru yang sehat di titik tanam lama pada lubang besar tersebut. Pada enam tanaman di sekitarnya, tetapkan dengan perangkat deteksi dini pakah sudah terindikasi sakit atau belum. Jika sudah, buat parit isolasi seperti tersebut pada Pilar 5 di atas, telusuri apakah terdapat akar atau sekelompok akar yang membusuk ke antar tanaman tersebut. Kalau ditemukan, kikis sedikit demi sedikit hingga akhirnya sarnpai kepada batas akar yang sehat.
5. Tubuh buah Ganoderma harus dipandang sebagai pabrik spora dan oleh karena itu jika terbentuk harus segera dihancurkan. Di samping untuk mencegah terjadinya melalui sporq penghancuran tubuh buah juga berfungsi menghambat terbentuknya galur-galur baru.
B. Sesudah serangan menjadi bersifat endemik Pada saat semua sudah bersifat endemik permasalahannya sudah menjadi sangat besar dan menjadi sangat mahal biaya yang harus dikeluarkan. Pada kondisi seperti ini, tindankan pengendalian yang sifatnya parsial dengan biaya yang sangat terbatas tidak akan pernah bisa menuntaskan masalah. Tindakan parsial yang dimaksud termasuk pembuatan parit isolasi terbatas di sekitar tanaman yang sakit, pembumbunan.
aplikasi cendawan antagonis di sekitar tanaman yang sakit, atau perlakuan fungisida dengan menginjeksikannya ke dalam batang yang sehat. Tindakan yang harus dilakukan adalah melalui upaya revitalisasi kesehatan lahan secara menyeluruh termasuk kemungkinan melalui percepatan replanting dengan disertai pengolahan lahan yang berat dan dengan mengedepankan perlakuan biologis. Alternatif lainnya adalah melalui pemberaan lahan atau rotasi dengan tanaman perkebunan lainnya. Bagaimanapun juga sampai saat ini belum ada penelitian ekonomi yang menghasilkan rumus sebagai alat bantu penentu kebijakan untuk menetapkan:
a). Tanaman menghasilkan umur tertentu dengan tingkat keparahan sakit tertentu yang berpotensi sebagai sumber penularan penyakit, apakah lebih baik dibongkar atau dibiarkan tetap dipanen sampai akhirnya mati;
b). Kebun tanaman menghasilkan generasi tanam tertentu dengan persentase serangan tertentu apakah lebih baik dilakukan penyisipan berkesinambungan, dibongkar kemudian diberakan, dibongkar dirotasi dengan tanaman tertentu, atau direvitalisasi kesehatan lahannya kemudian ditanam ulang.
PENUTUP
Ganoderma merupakan makhluk yang lemah tetapi terbukti mampu membuat masyarakat perkelapasawitan seolah tidak berdaya. Pada tataran nasional, kerugian yang diakibatkan sungguh santa besar. Bagaimanapun juga kalau kita memiliki niat dan komitmen yang kuat untuk dapat mengendalikan Ganoderma maka setelah diikuti tindakan nyata seperti yang diuraikan di atas, petuang keberhasilan pengendalian Ganoderma akan sangat tinggi. Komimen yang dimaksud termasuk komitmen menyediakan biaya yang cukup
aplikasi cendawan antagonis di sekitar tanaman yang sakit, atau perlakuan fungisida dengan menginjeksikannya ke dalam batang yang sehat. Tindakan yang harus dilakukan adalah melalui upaya revitalisasi kesehatan lahan secara menyeluruh termasuk kemungkinan melalui percepatan replanting dengan disertai pengolahan lahan yang berat dan dengan mengedepankan perlakuan biologis. Alternatif lainnya adalah melalui pemberaan lahan atau rotasi dengan tanaman perkebunan lainnya. Bagaimanapun juga sampai saat ini belum ada penelitian ekonomi yang menghasilkan rumus sebagai alat bantu penentu kebijakan untuk menetapkan:
a). Tanaman menghasilkan umur tertentu dengan tingkat keparahan sakit tertentu yang berpotensi sebagai sumber penularan penyakit, apakah lebih baik dibongkar atau dibiarkan tetap dipanen sampai akhirnya mati;
b). Kebun tanaman menghasilkan generasi tanam tertentu dengan persentase serangan tertentu apakah lebih baik dilakukan penyisipan berkesinambungan, dibongkar kemudian diberakan, dibongkar dirotasi dengan tanaman tertentu, atau direvitalisasi kesehatan lahannya kemudian ditanam ulang.
PENUTUP
Ganoderma merupakan makhluk yang lemah tetapi terbukti mampu membuat masyarakat perkelapasawitan seolah tidak berdaya. Pada tataran nasional, kerugian yang diakibatkan sungguh santa besar. Bagaimanapun juga kalau kita memiliki niat dan komitmen yang kuat untuk dapat mengendalikan Ganoderma maka setelah diikuti tindakan nyata seperti yang diuraikan di atas, petuang keberhasilan pengendalian Ganoderma akan sangat tinggi. Komimen yang dimaksud termasuk komitmen menyediakan biaya yang cukup
0 Response to "Strategi berperang melawan Ganoderma pada perkebunan kelapa sawit"
Post a Comment